MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN ANAK PRASEKOLAH (Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 Hari)



LAPORAN KELOMPOK
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN ANAK PRASEKOLAH
Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 Hari



Dosen pembimbing :
Erna Eka Wijayanti, SST
Nama kelompok SGD 1 :
1.  Ainur Rohmah                               11.  Dian nur Apriyani
2. Ajeng gita Amalia                           12.  Dyah Ayu Rahmawati
3. Anika Nurfadilatin                          13.  Evi Puspita
4. Aniqotul fitriyah                             14.  Fadlilah Ulfa Cahyani
5. Avo dewi Nurchasanah                  15.  Fifik nur kholisoh
6. Avyn malita pamungkas                 16.  Hidayatul Chusna
7. Deni sri wahyuni                             17.  Ika Nur Faristi
8. Deni Andriana ristiva                      18.  Ika Putri Nugraheni
9. Desi bertika Ratma                         19.  Indah Lismawati
10. Dewi Jumiati                                 20.  Intan Indah Ma’arifatin


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA  TUBAN
PRODI D3 KEBIDANAN
JL.DIPONEGORO  17 TUBAN
TAHUN AKADEMIK 2012 - 2013




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan kelompok yang berjudul Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 Hari.
Dalam penulisan laporan kelompok ini, kami menemui banyak hambatan dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan laporan kelompok ini. Kami ucapkan terimakasih kepada :
1.      H.Miftahul Munir.,SKM,M.Kes selaku kepala STIKES NU TUBAN
2.      Erna Eka Wijayanti, SST selaku pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Anak Prasekolah
3.      Seluruh mahasiswa dan pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan kelompok ini
Harapan kami, laporan kelompok ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar bahwa laporan kelompok ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki karya tulis kami selanjutnya.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Tuban, 14 November 2013


Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................         i
KATA PENGANTAR..............................................................................................        ii
DAFTAR ISI............................................................................................................       iii
BAB I     PENDAHULUAN                
1.1        Latar Belakang.................................................................................        1     
1.2        Batasan Topik..................................................................................      2
1.3        Trigger Case I..................................................................................        2
BAB II    PEMBAHASAN
2.1        Clarity Unfamiliar............................................................................        3
2.2        Ciri-ciri Bayi Lahir Normal..............................................................        4
2.3     Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 hari......................................................        6
2.4     Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 2-6 hari........................................      15
2.5     Inisiasi Menyusu dini.......................................................................      20
2.6     Perawatan Tali Pusat........................................................................      23
2.7     Pencegahan Infeksi..........................................................................      26
BAB III  PENUTUP
3.1        Ringkasan........................................................................................      27

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bayi baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi dari kehidupan intra uterin kekehidupan ekstra uterin. Perubahan-perubahan yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan terpotongnya tali umbilikus, selain ada beberapa perubahan fisiologis pada bayi baru lahir kita juga harus mengetahui ciri-ciri umum bayi baru lahir normal. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentuakan melakukan suatu pemeriksaan fisik terhadap bayi baru lahir .
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan memeriksa adanya penyimpangan atau kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat, sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan trauma dari tindakan yang kita lakukan. Jangan lupa untuk melakukan inform consent terlebih dahulu kepada ibu atau orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama ibunya.
Apa yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu pengkajian, pemahaman dasar mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta prilaku bayi, hal ini di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi jika tidak dilakukan suatu pemeriksaan untuk menrencanakan asuhan yang akan diberikan pada bayi, karena bayi belum bisa berkomunikasi seperti orang dewasa maka penampilan dan prilakunya lah yang akan kita nilai.



1.2 Batasan Topik
1. Memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari yang meliputi:
a. Pengumpulan Data
·         Pengkajian fisik bayi baru lahir head to toe dan motorik
·         Pengkajian antopometri
·         Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
·         Pengkajian fisik bayi baru lahir
b. Membuat rencana asuhan bayi usia 2-6 hari:
·         Minum
·         BAB dan BAK
·         Tidur
·         Kebersihan kulit
·         Keamanan
·         Tanda-tanda bahaya
·         Penyuluhan sebelum bayi pulang

1.3 TRIGGER CASE I
Bayi siti perempuan. Lahir 2 hari yang lalu rencana pulang dari RS. Setelah lahir telah dilakukan IMD. Selama di RS hanya mendapatkan ASI saja. Sebelum pulang dilakukan pemeriksaan dan pendokumentasian oleh bidan. Bayi siti sudah BAB dan BAK. BAB warna hitam kehijauan 1-3 x/hari, dan BAK lebih dari 5 x/hari. Tali pusat dibungkus dengan kasa kering steril. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan bayi dibedong agar hangat. Bidan memberikan HE untuk ibu dan keluarga bayi Siti tentang perawatan bayi sehari-hari, termasuk tanda bahaya.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Clarity Unfamiliar
1.      IMD
2.      HE
3.      Tanda gejala
4.      ASI
5.      Perawatan bayi
6.      Pendokumentasian
7.      Pemeriksaan
8.      Rencana pulang
9.      Steril
10.  Dibedong
11.  BAB warna hitam kehijauan
12.  Tali pusat
Arrange Explanation into a tentevie solution
1.      IMD: Inisiasi Menyusu Dini
Proses membiarkan bayi menyusu dengan mencari puting ibu sendiri selama 1 jam
2.      HE: Health Education
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan tanda bahaya serta cara menyusu baik dan benar
3.      Tanda gejala: Ciri dari suatu kejadian yang abnormal dari tubuh yang dapat dilihat dari luar
4.      ASI: Cairan yang keluar dari payudara sebagai antibodi penghambat virus dan mikroorganisme pada bayi
5.      Perawatan bayi: Cara menjaga bayi baru lahir secara keseluruhan seperti perawatan tali pusat maupun pencegahan infeksi
6.      Pendokumentasian: Pencatatan dan pelaporan semua hasil fisik dari petugas kesehatan maupun intervensi yang telah diberikan
7.      Pemeriksaan: Suatu tindakan memeriksa dan mengecek keadaan bayi baru lahir secara head to toe guna mendapatkan tanda gejala normal maupun abnormal
8.      Rencana Pulang: Suatu perencanaan untuk menghentikan intervensi dan membiarkan ibu memberikan perawatan tersendiri jika bayi dan ibu sudah sehat
9.      Steril: Kondisi yang tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme yang lain
10.  Dibedong: Menyelimuti tubuh bayi menggunakan kain agar tubuh bayi tetap terjaga hangat dan mencegah hipotermi
11.  BAB warna hitam kehijauan: BAB yang keluar atau dikeluarkan oleh bayi yang berwarna hitam kehijauan dan biasanya disebut mekonium
12.  Tali pusat: Suatu pembuluh darah yang terdiri dari 1 vena umbilikalis dan 2 arteri umbilika selai wharton yang berhubungan atau menghubungkan antara janin dan plasenta sebagai tempat pertukaran janin dan ibu 


2.2       Ciri-ciri bayi lahir normal (fisiologis BBL)

1)      Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami penurunan BB fisiologis namun harus waspada jangan melampaui 10% dari BB lahir. Berat badan normal 2500 gram sampai 4000 gram.
2)       Panjang badan
Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai ke tumit. Normal 48-53 cm
3)      Lingkar dada
Diukur dari dada keadaan punggng kembali ke dada melalui puting susu, normal 32-34 cm
4)      Lingkar kepala
Beberapa jenis lingkar kepala antara lain : sirkum, forensia, froto occipitalis 32 cm, sirkum forensia bregmatika 32 cm
5)      Lingkar lengan
Pengukuran dilakukan di daerah lengan atas. Normal 9-11 cm
6)      Denyut jantung
Frekuensi denyut jantung didapat di hitung dengan cara meraba arteri temporalis atau fordis, dapat juga secara langsung didengar pada daerah jantung dengan menggunakan stetoskop binakuler, denyut jantung normal antara 120-140 x/menit
7)      Pernapasan
Bayi normal bernafas 20 detik sesudah lahir, frekuensi pernapasan dihitung dengan memperlihatkan derupan nafas pada dada/perut. Pernapasan bayi yang normal berkisar antara 30-60 x/menit.
8)      Kulit
Biasanya halus, lembut dan pada dengan sedikit pengelupasan, terutama pad atelapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama diderah lipatan dan bahu/verniks kaseasa
9)      Genetalia
Genetalia wanita labia minora lebih besar dari labia mayora dan genetalia pria adalah testis dapat diraba didalam skrotum
10)  Eliminasi
Makanan harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir.
BAK 5-6 x/hari dan BAB 1 x/.6 jam
Menurut Varney, 2004 yaitu :
Nilai normal daerah neonatus
HB                                    : 14-20 gr/dl
Ht                          : 43-63 %
Eritrosit                 : 4,2-5,8 jt/mm3
Retrikulosit           : 3-7 %
Leukosit                : 10.000-30.000/mm3
Trombosit              : 150.000-350.000 /mm3
Limposit                : 20-40 %
Granulosit             : 40-80 %
Monosit                 : 3-10%

2.3       Asuhan pada Bayi Umur 2-6 Hari
A. Pengumpulana data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi usia 2 sampai dengan 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terhadap beberapa langkah langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan perencanaan asuhan yang kemudian dilakukan intervensi.
Langkah pertama ialah mengumpulkan data baik yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada ibu dan keluarga maupun yang didapatkan dari pemeriksaan secara langsung. Langkah-langkah tersebut adalah langkah pengkajian fisik serta pemeriksaan penampilan dan perilaku bayi baru lahir
1. Pengkajian fisik bayi baru lahir
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara lain :
1.      Faktor genetik , meliputi kelainan atau gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik.
2.      Faktor maternal (ibu) meliputi adanya penyakit menurun, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, dan riwayat imunisasi.
3.      Faktor antenatal, meliputi riwayat ANC dan riwayat kehamilan.
4.      Faktor perinatal, meliputi riwaya persalinan.

Penilaian Apgar Skor
Skor  Apgar  dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol,satu dan dua.kelima nilai kriteria tersebut kemudian di jumlahkan untuk menghasilkan angka nol hinggah 10 kata “Apgar “ belakangnya di buatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Apperance, pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respon reflek, tonus, dan pernafasan)  
Nilai
Tanda
0
1
2
Denyut jantung(pulse)
Tidak ada
Lambat < 100
>100
Usaha nafas(respisration)
Tidak ada
Lambat, tidak teratur
Menangis dengan keras
Tonus otot(activity)
Lemah
Fleksi pada ekstremitas
Gerakan aktif
Kepekaan reflek(gremace)
Tidak ada
Merintih
Menangis kuat
Warna(apperence)
Biru pucat
Tubuh merah muda, ekstremitas biru
Seluruhnya merah muda

Interperstasi skor
Skor  Apgsr  dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol,satu dan dua.kelima nilai kriteria tersebut kemudian di jumlahkan untuk menghasilkan angka nol hinggah 10 kata “Apgar “ belakangnya di buatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Apperance, pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respon reflek, tonus, dan pernafasan)  
Jumlah Skor
Interpertasi
Catatan
7-10
Bayi Normal

4-6
Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti peyedotan  lendir yang menyumbat jalan nafas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernafas
0-3
Sangat rendah
Memerlukan tindakan medis yang lebih intersif

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukan bahwa bayi  yang baru lahir ini membutuhkan perhatian lanjut,tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang , khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima.Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10,15,atau 30 menit), maka ada resiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang .juga ada resiko kecil tapi singnifikan akan kerusakan otak .Namun demikian,juga tes apgar adalah untuk menuntukan dengan cepat apakah bayi baru lahir tersebut membutuhkan penaganan medis segera dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Pemeriksaan umum
1.      Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
2.      Warna kulit
Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm kelihatan lebih pucat.
3.      Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 120-160 kali permenit, tetapi masih dianggap normal bila lebih dari 160 kali permenit.
4.      Suhu aksila
Suhu bayi normal adalah 36,5 derajat celsius
5.      Postur dan gerakan,
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istrahat, adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi.
6.      Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering, mengkerut dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari
7.      Berat badan
Beberapa hari setelah kelahiran, berat badan bayi akan turun sekitar 10 % dari berat badan lahir. Pada hari ketiga setelah kelahiran, berat badan bayi akan naik kembali sampai akhir minggu pertama dan beratnya akan sama dengan berat badan saat lahir.




Pemeriksaan fisik ( Head to Toe )
·         Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, maulase, caput succedenium, cephal haematoma, hidrosephalus.
·         Muka
Tanda-tanda paralisis.
·         Mata
Ukuran, bentuk, dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata mata, perdarahan konjungtiva.
·         Telinga
Jumlah, posisi dan kesimetrisan dihubungkan dengan mata dan kepala serta ada tidaknya gangguan pendengaran
·         Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, dan kebersihan.
·         Mulut
Bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering atau basah, lidah dan palatum, ada bercak putih pada gusi,reflek mengisap, kelainan, dan tanda abnormal lain
·         Leher
Bentuk dan kesimetrisan, adanya pembengkakan/ benjolan, kelainan tiroid, dan tanda abnormal lain.
·         Klavikula dan lengan tangan
Adanya fraktur klavikula, gerakan dan jumlah jari.
·         Dada.
Bentuk dan kelainan dada, puting susu, gangguan pernafasan,auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.
·         Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan kesimetrisan, dan kelainan lainnya.
·         Genitalia
Kelainan laki-laki : panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, urofisium uretra diujung penis, dan kelainan (phimosis, hypospadia atau epispadia ) Kelainan wanita : labia mayor dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret, dan kelainan lainnya.
·         Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari, pergerakan, dan kelainan lainnya
·         Anus
Adanya lobang, posisi, fungsi, sfingter ani. Adanya kelainan seperti atresia ani,megakolon, dan kelainan lainnya.
·         Punggung
Bayi tengkurap, raba kulvatura kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida, meilomeningokel, dan kelainan lainnya
·         Pemeriksaan kulit
Verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak, tanda lahir, dan memar.
·         Refleks
Refleks melangkah, Refleks mencari puting ( rooting ), Refleks menghisap, refleks menggenggam ( babinski ), Refleks moro,dan refleks leher asimetrik tonik.
·         Antropometri
Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar paha, dan LILA.
·         Eliminasi
Jumlah BAB dan BAK perhari.
2. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal antara lain sebagai berikut. Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan antara44-53 cm, lingkar kepala melalui diameter biparietal 31-36 cm. Beberapa variasi penampilan ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik. Tetapi ada juga beberapa yang menetap yang disebut sebagai “ tanda lahir “. Berikut ini variasi-variasi penampilan yang normal pada bayi baru lahir :
a. Kulit
Saat bayi lahir, mungkin warna kulit keunguan lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras dan dapat bernapas. Beberapa bayi bewarna kekuningan yang merupakan respon normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak, tapi dapat juga merupakan tanda serius bila warna kekuningan bertambah dan menetap beberapa hari. Pada bayi posterm kulit bayi keriput dan sedikit terkelupas, karna telah kehilangan verniks kaseosa yang melindungi kulit bayi.
b. Kepala
Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam minggu pertama.
c. Mata.
Bintik darah pada area putih dari mata , dan bengkak di wajah akibat tekanan akibat tekanan selama persalinan, keadaan ini akan hilang beberapa hari. Tetapi untuk bayi seksio sesaria tidak akan terjadi hal demikian.


d. Telinga.
Bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang terlipat dan berbulu. Tapi hal ini tidak akan menetap melainkan akan menuju ke bentuk sempurna.
e. Bibir.
Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang disebut sucking blister, hal ini terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dangan puting dan areola. Kulit bayi yang kering akan segera digantikan dengan lapisan yang baru.
f. Payudara.
Pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan dalam tiga hari pertama setelah lahir. Hal ini disebut new born breast swelling yang berhubungan dengan hormon ibu dan akan menghilang beberapa hari sampai beberapa minggu.
g. Alat kelamin
Alat kelamin dapat terlihatan membengkak atau mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai umur kehamilan. Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir vagina yang dalam. Semakin cukup bulan labia semakin kesisir keluar. Bayi perempuan mengeluarkan cairan atau mukus kemerahan dari vagina pada minggu pertama yang disebabkan hormon dari ibu selama hamil. Bayi prematur laki-laki mempunyai skrotum yang rata dan halus dengan testis yang belum turun ( sebaiknya testis turun sebelum bayi berusia 6 bulan ). Bayi postmatur menampakkan garis-garis pada skrotum dengan testis yang sudah turun.

h. Tanda lahir .
Tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah sampai kebokong, meskipun dapat ditemui di bagian lain.
Beberapa jenis tanda lahir normal :
1. Millia.
Bercak putih dan keras seperti jerawat pada hidung atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan kelenjer minyak dan akan menghilang dengan sendirinya,
2. Salmon fatches atau bercak salmon
Bercak berwarna muda gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian bawah, kelopak mata atas, belakang kepala, dan leher. Tanda lahir ini akan menghilang sekitar beberapa bulan setelah kelahiran.
3. Mongolion spots atau bercak mongol
Area datar dan luas berwarna hijau atau biru seperti memar pada punggung atau bokong. Pewarnaan ini disebabkan oleh bagian terisi pigmen ekstra dan akan menghilang menjelang usia 4 tahun,
4. Strawberry hemangioma atau hemangioma kapiler
Bintik merah yang menonjol dengan tekstur yang kasar. Pada minggu pertama bintik berwarna putih pucat, kemudian akan berwarna merah , disebabkan pembuluh darah yang melebar selama beberapa bulan, tetapi kemudian secara bertahap akan menciut dan menghilang,
5. Port wine stein
Area berwarna merah atau ungu, berbentuk tidak teratur, datar dan besar yang disebabkan oleh kelebihan pembuluh darah dibawah kulit. Penyakit ini tidak dapat hilang dengan sendirinya, perlu dilakukan bedah plastik, ketika anak sudah usia cukup besar.
6. Pastular melanosis
Lepuh kecil yang cepat kering dan terkelupas serta meninggalkan bintik hitam. Bintik hitam seperti titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa minggu,
7. Erythema toxicum
Ruam bercak-bercak merah dengan benjolan berwarna putih kekuningan di dada atau di punggung atau di seluruh tubuh, setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari pertama. Keadaan ini biasanya akan menghilang dalam satu minggu tanpa perawata.
2.4 Membuat rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
            Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
a. Makan atau minum
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, yang mengandung zat gizi sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas dan kuantitas.. Jangan beriakn susu formula sebelum bayi berusia 6 bulan
ASI diberikan:
·         sesuai dengan keinginan ibu.
·         sesuai kebutuhan bayi (2-3 jam bergantian antara sebelah kiri dan sebela kanan)
Keuntungan ASI:
·         Untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
·         Untuk mempereran hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan berpengaruh pada proses pembentukan emosi positif si anak.
Komposisi ASI:
·         Kalori, protein, laktalbumin, kasein, air, lemak, karbohidrat, mineral.
b. Buang air besar ( BAB )
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir, pada hari-hari pertama disebut mekonium. Mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas mulkus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pibmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau-emas dan terlihat seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula memiliki feses yang berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5-6 kali tiap hari dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari dua hari segera hubungi tenaga kesehatan.
c. Buang air kecil ( BAK )
Bayi mulai memiliki fungi ginjal yang sempurna selama 2 tahun pertama kehidupannya.
·         Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak di keluarkan selama 12-24 jam. urine pucat, kondisi ini menunjukan masukan cairan yang cukup.
·         Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari.
·         Untuk menjaga bayi tetap bersih,hangat dan kering,maka setelah bak harus di ganti popoknya minimal 4-5 x/hari.
·         Dalam 2 mg pertama setelah lahir,bayi normalnya sering tidur,bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari.
·         Ada umumya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan.
·         Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruanganya yang hangat,serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
·         Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
d.Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur, sediakan lingkungan yang nyaman, atur posisi dan minimalkan gangguan agar bayi dapat tidur saat ibu ingin tidur
e. Perawatan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitive terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. Verniks kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi sehingga jangan dibersihkan saat memandikan bayi. Pastikan semua alat yang digunakan oleh bayi selalu dalam keadaan bersih dan kering.
f. Keamanan bayi
Hal-hal yang harus diperhatikan menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga jangan memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi
g. Perawatan tali pusat
Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman, dan bisa terjadi infeksi lokal, sehingga perlu adanya perawatan tali pusat yang baik. Sisa tali pusat sebaiknya dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran / feses maka harus segera dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun kemudian dikeringkan. Biasanya tali pusat akan terlepas sekitar 1-2 minggu.
·         Perawatan tali pusat
 Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi,yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka edan membersihkan luka hanya dengan air bersih.

Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer dan terbukti efektif untuk membersikan tali pusat,karna sesungguhya alkohol akan mudah menguap di daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.begitupun dengan bedak antiseptik.
            Jadi cara yang paling efektif adalah dengan membiarkan tali pusat tetap terbuka ,mengering dan hanya di bersihkan setiap hari dengan air bersih.dan bidan perlu memebrikan informasi ini pada tiap ibu agar tidak terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit bayi.

h. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
·         Pernafasan sulit atau lebih dari 60 dan < 40 kali/ menit
·         Suhu terlalu panas ( > 38 derajat celsius ) atau terlalu dingin (< 36 derajat celsius )
·         Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlebihan
·         Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah
·         Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah
·         Mengigil, rewel, lemas.mengantuk, kejang,tidak bisa tenang, dan menangis terus-menerus
·         Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
·         Penyuluhan sebelum bayi pulang
Pelayanan kebidanan sebelum ibu dan bayi pulang mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan. Kegiatan Penyuluhan sebelum bayi pulang meliputi :
·         Pemberian ASI
ASI memiliki konsentrasi zat besi, kalsium dan zink yang sangat rendah. Namun, semua unsur ini memiliki bioavibilitas sangat tinggi sehingga, diaborpsi secara efisien. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI tidak memerlukan suplemen zat besi sampai usia 4-6 bulan, ketika simpanan prenatal telah habis digunakan untuk pertumbuhan yang pesat.  
·         Jaga kehangatan bayi
            Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin,karena kotak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi.apabila suhu bayi <36,5oC segera hangatlah bayi dengan teknik metode kangguru.
·         Tanda-tanda bahaya
            Jika muncul tanda-tanda bahaya,ajarkan ibu untuk:
1. Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan.
2. Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.
·         Imunisasi
Adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cra memasukkan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
·         Perawatan harian atau rutin.

2.5  Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu

1.      Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2.      Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3.      Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4.      Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5.      Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6.      Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7.      Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8.      Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:
§  Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
§  Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
§  Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

Prosedur Inisiasi Menyusui dini
§  Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
§  Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
§  Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix(kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
§  Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
§  Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
§  Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
§  Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
§  Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
§  Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Cara Melakukan Inisiasi Menyusui Dini
Proses inisiasi menyusui dini ternyata merupakan proses alami yang seharusnya dilakukan setelah seorang ibu melahirkan bayinya.
§  Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit ketemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
§  Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak spt hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. Untuk gerakan ini, ternyata si dokter punya pengalaman. Pernah ada dukun beranak melakukan proses melahirkan, dan ternyata si ibu mengalami pendarahan hebat. Pada saat itu si dukun meletakkan anaknya di dada si ibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan kakinya memasage perut ibunya bahkan lebih dari satu jam, sampai pendarahan si ibu berhenti.
§  Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu si bayi untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu denga ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat2 dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi utk membersihkan dada si ibu dari bakteri2 jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri2 yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.
§  Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.

2.6 Perawatan Tali Pusat
Definis Tali Pusat
Merupakan  suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri atau plasenta. Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan  dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia  tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas  sendiri melalui hidungnya. Oleh karena itu sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong dan dijepit atau diikat.
Definisi perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput (Paisal, 2008).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat, 2005).
Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2001).
Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.
Penatalaksanaan perawatan tali pusat yang benar
Penatalaksanaan perawatan tali pusat (Panduan APN, 2010)
Peralatan Yang Dibutuhkan: 
  1. 2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk membilas 
  2. Washlap kering dan basah 
  3. Sabun bayi 
  4. Kassa steril 
  5. 1 set pakaian bayi
Prosedur Perawatan Tali Pusat: 
  1. Cuci tangan. 
  2. Dekatkan alat. 
  3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah digelar. 
  4. Buka bedong bayi. 
  5. Lepas bungkus tali pusat. 
  6. Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke bawah. 
  7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih. 
  8. Bersihkan tali pusat, dengan cara: (a) Pegang bagian ujung, (b) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang, (c) Disabuni pada bagian batang dan pangkal, (d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang, (e) Keringkan sisa air dengan kassa steril, (f) Tali pusat tidak dibungkus. 
  9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir. Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu. 
  10. Bereskan alat. 
  11. Cuci tangan.
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup membersihkan bagian pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air dan sabun, lalu kering anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan pangkal tali pusat, dengan sedikit diangkat (bukan ditarik).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang dibersihkan menggunakan alkohol. Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain yang bersentuhan dengan tali pusat tidak dalam keadaan kotor atau basah.
Tali pusat juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.
2.7 Pencegahan Infeksi
Bayi Baru Lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah resiko infeksi maka sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberian asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:
·         Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
·         Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
·         Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee, alat resutasi, dan benang tali pusat telah diDTT atau sterilisasi. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan lendir jangan menggunakan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu bayi
·         Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula hanya timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi. Dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan setiap kali setelah digunakan



BAB III
PENUTUP
3.1 Ringkasan
Membuat Rencana Asuhan Bayi 2-6 Hari
Pada hari 2-6 setelah lahir ada hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi. Asuhan pada bayi 2-6 hari ini harus di informasikan dan diajarkan kepada orang tua agar orang tua pada saat di rumah tidak salah dalam merawat bayinya. Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi yaitu :

1.         Minum (Pemberian ASI)
ASI memiliki konsentrasi zat besi, kalsium dan zink yang sangat rendah. Namun, semua unsur ini memiliki bioavibilitas sangat tinggi sehingga, diaborpsi secara efisien. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI tidak memerlukan suplemen zat besi sampai usia 4-6 bulan, ketika simpanan prenatal telah habis digunakan untuk pertumbuhan yang pesat.  
Manfaat Pemberian ASI
a.      Manfaat ASI bagi bayi
1)      ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
2)      ASI meningkatkan daya tahan tubuh
ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.
3)      Menyusu meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan pada saat menyusu maka akan merasakan kasih sayang ibunya.
4)      ASI menurunkan terjadinya risiko alergi
5)      ASI menurunkan risiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti diare.
Laktobasilus berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri E.
b.      Manfaat ASI bagi ibu
1)      Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang karena apabila ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksi sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
2)      Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena menyusui mengurangi perdarahan.
3)      Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang murah, selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid maka menyusui akan berguna sebagai alat kontrasepsi.
4)      ASI lebih praktis
Ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas dan lain-lain.
5)       ASI lebih murah
Ibu tidak harus selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.

c.       Manfaat ASI bagi Keluarga
1)      Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu bakar, atau minyak untuk merebus air, susu ataupun peralatan.
2)       Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3)      Memberikan ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
4)       Lebih praktis ketika akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan lain-lain.
Peran Bidan dalam Pemberian ASI
1)      Memberikan konseling kepada ibu
Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu :
·         Biarkanlah bayi memperoleh kolostrum saat menyusu
·         Hindarkan pemberian makanan pralaktal (air gula, air putih, madu, dll) sebelum ASI keluar, tapi usahakan bayi menghisap untuk merangsang produksi ASI.
·         Memberitahu ibu cara menyusui yang benar:
a.       Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan di sekitar areola payudara.
b.      Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
c.       Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
d.      Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
e.       Membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi atau mulut bayi.
f.       Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
g.      Menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, setelah itu diganti dengan payudara yang satunya. Setiap payudara 15-25 menit.
h.      Cara melepas isapan bayi ari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut/dagu bayi ditekan ke bawah.
i.        Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar areola payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
j.        Menyendawakan bayi
·         Berikan hanya ASI saja selama 6 bulan pertama.
·         Berikan ASI tanpa dijadwalkan terutama selama 6 bulan pertama.
·         Bagi ibu yang bekerja maka beritahu ibu cara menyimpan ASI dan memberikan ASI.
·         Memberitahu ibu lama dan frekuensi menyusui
 Ibu harus menyusui sesering mungkin kapan pun bayi menginginkannya. Artinya, paling tidak setiap 2-3 jam sekali dan setiap 4-5 jam di malam hari dari 8-12 kali menyusui selama 24 jam.
2)      Memberikan dukungan psikologi
Untuk menimbulkan rasa percaya diri pada ibu.

2.         BAB
Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih mekonium dan normalnya bayi BAB paling sedikit 1x sehari. Untuk membersihkannya gunakan air bersih hangat dan sabun. Frekuensi BAB normal bervariasi pada satu bayi dengan bayi lain. Pada bayi yang hanya diberi ASI, rata-rata 3-6 kali BAB. BAB bayi yang diberi ASI umumnya berwarna kuning emas. Frekuensi BAB tidak normal yaitu setelah 2 hari tidak BAB atau BAB tiga hari 1 kali dan lebih dari 7 kali sehari.
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kandungan. BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak.
3.         BAK
Bayi secara normal akan buang air kecil sebanyak 6-10x sehari. Hal ini sulit diketahui jika bayi menggunakan popok sekali pakai yang dapat menampung banyak air seni. Oleh karena itu jika ditemui keraguan maka disarankan untuk menggunakan popok dari kain.
Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10x dengan warna urine kuning jernih menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari
4.      Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari
5.      Kebersihan Kulit
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
6.      Keamanan
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.
7.      Tanda-tanda Bahaya
Tanda-tanda bahaya dibagi menjadi dua:
1.      Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
·         Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
·         Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
·         Letargi : bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
·         Warna kulit abnormal/ bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning.
·          Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
·         Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa.
·         Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau berdarah/ lender.
·         Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.

2.      Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
·         Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit
·          Kehangatan terlalu panas  ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc )
·         Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
·         Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
·         Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
·         Tinja atau urin, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
·         Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang. menangis terus menerus.
Rencana asuhan:
·         Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
·         Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
·         Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
·         Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
·         Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
·         Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
·         Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.
·         Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
8.      Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang
·         Perawatan tali pusat
Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih.
·         Pemberian ASI
·         Jaga kehangatan bayi
Apabila suhu bayi <36,5oC segera hangatlah bayi dengan teknik metode kangguru.
·         Tanda-tanda bahaya



DAFTAR PUSTAKA
·         Muslihatun,Nur Wafi.,2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Fitramaya:Jogjakarta.
·         Lia Dewi, Nanny  Vivian.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.,Salemba Medika : Jakarta.
·         Sudarti.,Khoirunnisa,Endang.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita.Nuha Medika:Jogjakarta.
·         Ladewig,W Patricia.,London.L Marcia.,Olds.B Sally.2006.Buku Saku Asuhan Ibu& Bayi Baru Lahir.Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
·         Buku APN (Asuhan Perslinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini ).2010
·         http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/apgar-score-dan-penilaian-asfiksia.html