PEMERIKSAAN FISIK BAYI

PEMERIKSAAN FISIK BAYI


STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN FISIK BAYI

PROSTAB
No. Dokumen :
No. Revisi : -
Halaman : 1-8
Tanggal Terbit :
12 maret 2014
Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban


(H. Miftahul Munir, SKM. M. Kes)
NIP. 1971041219973031004
Pengertian
Pemeriksaan fisik bayi yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit.
Indikasi
Dilakukan sesaat setelah bayi lahir atau bayi yang akan pulang dari RS.
Tujuan
Untuk menentukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya.
Petugas
Bidan
Pengkajian
Kaji keadaan umum klien (bayi).
Persiapan klien

1.      Baringkan bayi di meja pemeriksaan
2.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada keluarga bila ada
3.      Periksa bagian yang terbuka lebih dahulu (muka, dll)
4.      Buka tutup kepala dan baju secara berturut-turut
5.      Bersihkan feses bila ada dengan kapas cebok
Persiapan alat
1.      Lidi kapas
2.      Lap dan tissue
3.      Bantal disposibel
4.      Tirai
5.      Pakaian untuk anak
6.      Sarung tangan
7.      Timbangan BB
8.      Pita ukur
9.      Stetoskop
10.  Termometer
11.  Spatel lidah
12.  Senter
13.  Jam tangan dengan jarum detik
14.  Format pengkajian fisik
15.  Jangka martin
16.  Bengkok
17.  Cutton bud
18.  Cucing
19.  Kassa steril
20.  Selimut
21.  Kapas mata
22.  Korentang pada tempatnya
23.  Pinset
24.  Kapas cebok
25.  Lingkar dada
26.  Lingkar kepala
27.  Lingkar lengan
Prosedur

1.      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
2.      Mencuci tangan
3.      Mendekatkan peralatan dan memeriksa kembali kelengkapan alat
4.      Hangatkan tangan dan peralatan sebelum memulai pemeriksaan
5.      Lakukan pengkajian secara umum dari ujung kepala sampai kaki
6.      Deteksi bayi dengan lemah lembut
7.      Buka semua baju, kecuali popok
8.      Biarkan bayi digendong oleh orang tuanya selama pemeriksaan bila masih mungkin dilakukan
9.      Ubah urutan pengkajian sesuai dengan tingkat aktivitas bayi. Bila bayi diam, hitung nadi dan frekuensi pernafasan dan lakukan auskultasi paru-paru, jantung, dan abdomen pada awal pemeriksaan
10.  Pengukuran anthopometri
11.  Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
12.  Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi ditempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur
13.  Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi
14.  Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
15.  Pemeriksaan fisik
16.  Kepala
·         Raba sepanjang garis sutura dan fontanel
·         Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
·         Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti; anensefali, mikrosefali, kraniotabes, dsb.
17.  Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
18.  Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
·         Periksa jumlah, posisi atau letak mata
·         Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
·         Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
·         Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobrama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
·         Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.
·         Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
·         Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
19.  Hidung
·         Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm
·         Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatiakan kemungkianan ada obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
·         Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah hal ini kemungkin adanya sifilis kongenital.
·         Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
20.  Mulut
·         Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.
·         Periksa adanya bibir sumbing. Adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
·         Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada bersambungan antara palatum keras dan lunak.
·         Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi
·         Periksa lidah apakah membesar  atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakanial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
21.  Telinga
·         Periksa dan pastikan  jumlah, bentuk dan posisinya
·         Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
·         Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas
·         Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (pierre-robin)
·         Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
22.  Leher
·         Leher bayi biasanya pendek dan halus diperiksa kesimetrisannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
·         Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis
·         Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
·         Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21
23.  Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikann kebutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu periksa kemungkinan adanya fraktur
24.  Tangan
·         kedua tangan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan bawah
·         kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
·         periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sindaktili
·         telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanyasatu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21
·         periksa adanya paronsia pada  kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut   sehingga meninbulkan luka dan perdarahan
25.  Dada
·         periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragma. Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan
·         pada bayi cukup bulan, putting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
·         payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
26.  Abdomen
·         abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas. Kaji adanya pembekakan.
·         Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat diafragmatika
·         Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepatosplenomegali atau tumor lainnya
·         Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis fesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten
27.  Genetalia
·         Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4cm dan lebar 1-1,3cm. periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis.
·         Periksa adanya hipospadia dan epispedia
·         Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
·         Pada bayi perempuan labia mayora menutupi labia minora.
·         Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
·         Terkadang tampak adanya secret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone ibu(widrowel bedding)
28.  Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya mekonium secara umum keluar pada 24jam pertama, jika sampai 48jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
29.  Tungkai
·         Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan cara meluruskan keduanya dan bandingkan.
·         Kedua tungkai harus dapat bergerak dengan bebas. Kurangnay gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
·         Periksa adanya polidaktili atau sindaktili pada jari kaki
30.  Spinal
·         Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bivida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukka adanya abnormalitas medulla spinalis atau cilumna vertebra
31.  Kulit
            Perhatikan kondisi kulit bayi
·         Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
·         Periksa adanya pembekakan
·         Perhatikan adanya vernik kaseosa
·         Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat bayi kurang bulan
32.  Jelaskan pada ibu atau keluarga tentang hasil pemeriksaan
33.  Rapikan bayi
34.  Bereskan alat
35.  Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan
Referensi

Hidayat Alimul Aziz A.2007.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.Jakarta:EGC
Hidayat Alimul Aziz A.2008.Ilmu kesehatan Anak.Jakarta:Salemba Medika
Subekti Budhi Nike.2005.Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir.Jakarta:EGC
Rahayu Sri Dedeh.2009.Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus.Salemba Medika

0 Response to "PEMERIKSAAN FISIK BAYI"