RESUME
ADAPTASI FISIOLOGIS BBL TERHADAP KEHIDUPAN
DILUAR UTERUS
(SISTEM
PERNAFASAN)
Dosen Pembimbing:
Ummu Qonitun, SST
Di Susun Oleh:
Kelompok
1
1. Ainur
Rohmah 11. Dian Nur
Apriani
2. Ajeng
Gita Amalia 12. Dyah ayu
Rahmawati
3. Anika
Nur Fadlilatin 13. Evi Puspita
4. Aniqotul
fitriyah 14. Fadlilah Ulfa
Cahyani
5. Avo Dewi
Nor Chasanah 15. Fifik Nur Kholisoh
6. Avyn
Malita Pamungkas 16. Hidayatul Chusnah
7. Deni Sri
Wahyuni 17. Ika Nur Faristi
8. Deny
Andriana Ristiva 18. Ika Putri
Nugraheni
9. Desi
Bertika R 19. Indah
Lismawati
10. Dewi
Jumiati 20. Intan
Indah Ma’arif Atin
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
PRODI DIII KEBIDANAN
Jalan Diponegoro No.17 Tuban
TAHUN AKADEMIK 2013-2014
ADAPTASI FISIOLOGIS
BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
1.1
Perubahan
Pernafasan
Definisi
Neonatus (Bayi Baru Lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. Bayi lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa gangguan, menangis
kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000gram dan
panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir pramasa
adalah lebih kecil).
Kepala bayi
baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan
tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika
dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum
sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang
dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo
hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu. Asuhan segera bayi baru
lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas
pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Jadi asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada
bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42
minggu dan dengan berat 2.500- 4.000 gram.
Masa bayi
baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
·
Periode Partunate, dimana masa ini
dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
·
Periode Neonate, dimana masa ini
dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua
dari kehidiupan pascamatur dua.
Tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk
mempertahankan hidupnya secara mandiri dengan cara :
·
Bayi harus mendapatkan oksigen
melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri.
·
Mendapatkan nutrisi per oral untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup.
·
Mengatur suhu tubuh dan melawan
setiap penyakit /infeksi.
Saat
kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang tinggi pada
toraksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir.
Proses mekanis ini menyebabkan cairan yang ada didalam paru-paru hilang karena
terdorong ke bagian perifer paru untuk kemudian di absorbsi. Karena terstimulus
oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktifasi nafas
untuk yang pertama kali.
Tekanan
intra toraks yang negatif disertai dengan aktifasi nafas yang pertama
memungkinkan adanya udara masuk kedalam paru-paru. Setelah beberapaa kali nafas
pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea dan bronkus,
akhirnya semua alveolus mengembang karena terisi udara.
Fungsi
alveolus dapat maaksimal jika daalaam paru-paru bayi terdapat surfaktan yang
adekuat. Surfaktan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus
tidak koleps saat akhir nafas.
Perubahan
sistem pernapasan selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru – paru.
1.
Perkembangan paru-paru Paru-paru
berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
2.
Awal adanya napas Faktor-faktor yang
berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah : Hipoksia pada akhir persalinan
dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di
otak. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara
mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
3.
Penimbunan karbondioksida (CO2).
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin. Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
4.
Surfaktan dan upaya respirasi untuk
bernapas Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk
pertama kali. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tidak adanya surfaktan
menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
5.
Dari cairan menuju udara Bayi cukup
bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari
paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
6.
Fungsi sistem pernapasan dan
kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika
terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika
hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima
oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen
jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru
akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
luar rahim.
Skema Permulaan
pernafasan Bayi Baru Lahir
DAFTAR PUSTAKA
·
Sulistyawati, Ari.,Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin.Salemba Medika : Jakarta.
·
http://putracenter.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-kebidanan.html