MAKALAH
KESEHATAN
MASYARAKAT
Pemberdayaan
Masyarakat dan Langkah-langkah Peran serta Masyarakat
Dosen
Pembimbing :
Mariyatul Qiftiyah, SST
Disusun
oleh :
1. Avyn Malita Pamungkas 6. Risza Ulfa Nurjannah
2. Dyah Ayu Rahmawati 7. Santi Ayu Ratnawati
3. Fifik Nur Kholisoh 8. Siti Nur Hamidah
4. Ika Nur Faristi 9. Siti Rahayu
5. Khusnul Khotimah 10. Titin Indraningsih
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
PRODI
DIII KEBIDANAN
JL.
DIPONEGORO NO.17 TUBAN
TAHUN
AJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan Makalah yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat dan Langkah-langkah
Peran serta Masyarakat.
Dalam penulisan makalah ini, kami
menemui banyak hambatan dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan mengenai hal
yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada :
1.
H.Miftahul Munir.,SKM,M.Kes
selaku kepala STIKES NU TUBAN
2.
Mariyatul Qiftiyah, SST selaku pembimbing mata kuliah KESMAS
3.
Seluruh mahasiswa dan pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Harapan kami,
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi khususnya
bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
memperbaiki karya tulis kami selanjutnya.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Tuban, 10 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................
1.3
Tujuan.............................................................................................
1.4
Manfaat...........................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pemberdayaan
Masyarakat...........................................
2.2
Pendekatan dalam
Pemberdayaan Masyarakat...............................
2.3
Ruang Lingkup
Pemberdayaan Masyarakat...................................
2.4
Langkah-langkah Peran
serta Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..............................................................................
3.2
Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi
kesehatan adalah suatu proses membantu individu masyarakat meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh pada
kesehatan, sehigga dapat meningkatkan derajat kesehatannya (WHO). Menurut Green dan Kreuter (1991), promosi
kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor
organisasi, ekonomi dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku yang
kondusif terhadap kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan
perilaku kesehatan menurut Kasl dan Cobb (1996) meliputi : a) perilaku
pencegahan, b) perilaku sakit, dan c) perilaku peran sakit.
Misi dari
promosi kesehatan adalah advokasi, mediasi, dan pemberdayaan.Yang dimaksud dengan advokasi adalah upaya meyakinkan para
pengambil kebijakan agar memberikan dukungan berbentuk kebijakan terhadap suatu
program. Mediasi adalah upaya mengembangan jejaring
atau kemitraan, lintas program, lintas sector, dan lintas institusi. Adapun pemberdayaan berarti upaya meningkatkan
kemampuan kelompok sasaran sehingga kelompok sasaran mampu mengembangkan
tindakan tepat atas berbagai permasalahan yang dialami.
Konsep
pemberdayaan mengemukakan sejak dicanangkannya
Strategi Global WHO tahun 1984, yang ditindaklanjuti dengan rencana aksi dalam
Piagam Ottawa (1986). Dalam deklarasi tersebut
dinyatakan tentang perlunya mendorong terciptanya: a. Kebijakan
berwawasan kesehatan, b. lingkungan yang mendukung, c. Reorentasi dalam
pelayanan kesehatan, d. Keterampilan individu, dan e. gerakan masyarakat.
Olehnya itu, untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas masalah ruang
lingkup pemberdayaan masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian dari pemberdayaan
masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan
pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Apa yang dimaksud dengan ruang
lingkup pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana langkah-langkah peran serta masyarakat
dalam pemberdayaan masyarakat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk
mendalami bagaimana pemberdayaan masyarakat dan langkah-langkah peran serta
masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah KESMAS.
1.4 Manfaat
Sebagai
sarana memperluas wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat dan langkah-langkah
peran serta masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan
adalah terjemahan dari empowerment. Menurut Mernam Webster Oxford English
Dictionary, kata empower mengandung dua pengertian yaitu :
·
To
give power atau memberikan kekuasaan, mengalihkan
atau mendelegasikan otoritas dari pihak lain.
·
To
give ability atau
enable atau usaha untuk memberikan kemampuan.
·
Usaha untuk memberikan
kemampuan.
Hulme dan Tunner
(1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses
perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya
untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal dan
nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaligus kolektif.
Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan
atau kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga
sosial.
Menurut
definisinya, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya peningkatan
kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi
dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung-gugat demi
perbaikan kehidupannya. Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai upaya untuk
memberikan daya (empowermnet) atau kekuatan (strength) kepada masyarakat.
Keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu
bertahan (survive) dan (dalam pengertian yang dinamis) maupun mengembangkan
diri untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu, memberdayakan masyarakat
merupakan upaya untuk (terus-menerus) meningkatkan harkat dan mertabat lapisan
masyarakat “bawah” tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah meningkatkan
kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat.
Dalam dimensi
kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat (dengan
atau tanpa campur tangan pihak luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan,
sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak lansung
berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Pemberdayaan
masyarakat menurut para ahli, antara lain:
·
Pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people-centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996).
·
Budimanta
& Rudito (2008:39), memasukkan konsep
pemberdayaan masyarakat ini ke dalam ruang lingkup Community Development.
Pemberdayaan di sini diterjemahkan sebagai program-program yang berkaitan
dengan upaya memperluas akses dan kapabilitas masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya.
·
Dalam konsep
pemberdayaan, menurut Prijono dan
Pranarka (1996), manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses
pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut
dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan
masyarakat yang tertinggal.
·
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat
perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat
senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat
sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak
yang memberdayakan.
·
Mubyarto
(1998) menekankan bahwa terkait erat dengan
pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan
pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha
yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha,
kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem
pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan
masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.
Secara
konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai
persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan
kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih
besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
2.2 Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Daya
merupakan kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak, sedangkan
berdaya berarti berkekuatan, bertenaga, berkemampuan memiliki akal, cara untuk mengatasi
sesuatu. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan suatu usaha untuk memberikan
kekuatan, tenaga, kemampuan, mempunyai akal atau cara mengatasi masalah dalam
kehidupan masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat berarti mamampuan dan
memandirikan masyarakat dalam kebijakan pembangunan nasional harus berwujud
dalam tiga aspek kebijakan utama yaitu :
·
Menetapkan suasana
untuk iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki masyarakat,
baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam menata kehidupan
masyarakat.
·
Memperkuat potensi yang
dimiliki masyarakat, baik potensi lokal yang telah memberdaya dalam menata
kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan berupa bantuan dana, pembagunan
prasarana dan sarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial
(pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan
pemasaran didaerah.
·
Melindungi melalui
pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak
seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi.
2.3 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan
harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan simultan sampai ambang
tercapainya keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dan yang diperintah. Menurut
Ndraha dalam I Nyoman sumaryadi (2005:145) diperlukan berbagai program
pemberdayaan:
·
Pemberdayaan
Politik
Pemberdayaan politik
bertujuan meningkatkan bargaining position yang diperintah terhadap pemerintah.
Melalui bargaining tersebut, yang diperintah mendapatkan apa yang merupakan
haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan orang
lain.
·
Pemberdayaan
Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi
dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan yang diperintahsebagai
konsumen untuk berfungsi sebagai penanggung dampak negative pertumbuhan,
pemikul beban pembangunan, dan penderita kerusakan lingkungan.
·
Pemberdayaan
Social Budaya
Pemberdayaan social
budaya bertujuan meningkatkan kemampun sumber daya manusia melalui human
investment guna meningkatkan nilai manusia dan perilaku seadil-adilnya terhadap
manusia.
·
Pemberdayaan
Lingkungan
Pemberdayaan lingkungan
dimaksudkan sebagai program perawatan dan pelestarian lingkungan, supaya antara
yang diperintah dan lingkungannya terdapat hubungan saling menguntungkan.
2.4 Langkah-langkah Peran serta Masyarakat dalam
Pemberdayaan
Masyarakat
A. Langkah-langkah
dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai
proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil,
pemberdayaan masyarakat adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek
sosial politik dalam aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan
masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih
dari 7 tahun (Raeburn,1993).
Sebagai
suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994), dan Rissel (1994) mengatakan,
pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu:
·
Pemberdayaan personal.
·
Pengembangan kelompok kecil.
·
Pengorganisasian masyarakat.
·
Kemitraan.
·
Aksi sosial dan politik.
Dengan
demikian,pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang cukup luas,meliputi
jenjang sasaran yang diberdayakan (level of objects), kegiatan internal
masyarakat/komunitas maupun eksternal berbentuk kemitraan (partnership) dan
jejaring (networking) serta dukungan dari atas berbentuk kebijakan politik yang
mendukung kelestarian pemberdayaan.
Untuk itu
maka pemberdayaan masyarakat dapat dilakasanakan dengan mengikuti
langkah-langkah:
·
Merancang keseluruhan program,
termaksud didalamnya kerangka waktu kegiatan,ukuran program,serta memberikan
perhatian kepada kelompok masyarakat yang terpinggirkan.Perancangan program
dilakukan menggunakan pendekatan partisipatoris, dimana antara agen perubahan
(pemerintah dan LSM) dan masyarakat bersama-sama menyusun perencanaan.
Perencanaan partisipatoris (participatory planning) ini dapat mengurangi
terjadinya konflik yang muncul antara dua pihak tersebut selama program
berlangsung dan setelah program dievaluasi.Sering terjadi apabila sutu kegiatan
berhasil, banyak pihak bahkan termaksud yang tidak berpartisipasi, berebut
saling claim tentang peran diri maupun kelompoknya. Sebaliknya jika program
tidak berhasil, individu maupun kelompok bahkan yang sebenarnya berkontribusi
atas kegagalan tersebut, saling menyalahkan.
Perencanaan
program pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan adanya kelompok masyarakat
yang terpinggirkan (termarginalisasi). Marginalisasi adalah sutu proses sejarah
masyrakat yang kompleks,yang membuat mereka tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya, tidak mempunyai akses yang memadai terhadap
sumber daya. Oleh karenanya, untuk menghindari agar ini tidak semakin
terpinggirkan, diperlukan perencanaan yang lebih komprehensif.
·
Menetapkan tujuan. Tujuan
promosi kesehatan biasanya dikembangkan pada tahap perencanaan dan bisanya
berpusat pada mencegah penyakit,mengurangi kesakitan dan kematian dan manajemen
gaya hidup melalui upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan
dengan kesehatan. Adapun tujuan pemberdayaan biasanya berpusat bagaimana
masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang berpengaruh pada kesehatan dan
kehidupan masyarakatnya.
·
Memilih strategi pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang terdiri dari lima pendekatan,
yaitu: pemberdayaan, pengembangan kelompok kecil, pengembangan dan penguatan
pengorganisasian mayrakat, pengembangan dan penguatan jaringan antarorganisasi,
dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan meliputi: pendidikan masyarakat,
mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya
tanggung jawab sebagai anggota masyarakat (community responsibility),
fasilitasi upaya mengembangkan jejaring antar masyarakat, serta advokasi kepada
pengambil keputusan (decision maker).
·
Implementasi strategi dan
manajemen.Implementasi strategi serta
manajemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara: a.meningkatkan peran
serta pemercaya (stakeholder), b.menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah, c.
mengembangkan kepemimpinan local, d.membangun keberdayaan struktur organisasi,
e. meningkatkan mobilisasi sumber daya, f. memperkuat kemampuan stakeholder
untuk “bertanya mengapa?”, g. meningkatkan control stakeholder atas manajemen
program, dan h. membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar.
·
Evaluasi
program.Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung lambat dan lama, bahkan boleh
dikatakan tidak pernah berhenti dengan sempurna. Sering terjadi, hal-hal
tertentu yang menjadi bagian dari pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun
sesudah kegiatan selesai.Oleh karenanya, akan lebih tepat jika dievaluasi
diarahkan pada proses pemberdayaannya daripada hasilnya.
B. Peran serta Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat
1.
Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari
pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan nasional pada
umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
Setiap
insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud insan
yang menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai
berikut:
1) Pemimpin masyarakat
yang berwawsan kesehatan.
2)
Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi,
cendikiawan, artis atau seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.
3)
Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader
Posyandu, kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader
KB, dokter kecil, saka bakti husada, santri husada, taruna husada, dan
lain-lain.
b. Institusi atau lembaga atau organisasi masyarakat
Bentuk
lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau kelompok
kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan. Beberapa contohnya
adalah sebagai berikut:
1) Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk kegiatan kesehatan yang
bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :
• Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu)
• Pos Obat Desa (POD)
• Pos Upaya Kesehatan
Kerja (Pos UKK)
• Pos kesehatan di
Pondok Pasantren (Pokestren)
• Pemberantasan
Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)
• Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
• Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
• Suka Bakti Husada
(SBH)
• Taman Obat Keluarga
(TOGA)
• Bina Keluarga Balita
(BKB)
• Pondok Bersalin Desa
(Polindes)
• Pos Pembinaan Terpadu
lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)
• Pemantau dan Stimulasi
Perkembangan Balita (PSPB)
• Keluarga Mandiri
• Upaya Kesehatan
Mesjid
2) Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang kesehatan. Banyak sekali LSM
yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan
peminatannya.
3) Organisasi Swasta
yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, ruamh
bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan, dokter praktik,
klinik 24 jam, dan seabaginya.
c.
Dana
Wujud
lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti
dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan
berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis
partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1)
Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD
(Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah),
dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana
sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya
(Supir angkot, tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan
oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para pengawai negeri
sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial
tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan)
khusunya bagi para
pekerja perusahaan swasta.
4)
Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan
pemeliharaan
kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT
tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain.
d. Wujud Lain
Masih ada bentuk
peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
·
Jasa Tenaga
·
Jasa Pelayanan
·
Subsidi silang
2. Lingkup Peran Serta Masyarakat
Ruang lingkup
peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak terbatas. Namun
demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan
menjadi:
·
Upaya Kesehatana
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh
masyarakat
umum.
·
Upaya Kesehatan
Tradisional (UKESTRA)
·
Upaya Kesehatan Kerja
(UKK)
·
Upaya Kesehatan Dasar
Swasta (UKDS)
·
Kemitaraan LSM dan
dunia usaha.
·
Dan sehat atau Jaminan
Pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
·
Peran wanita
pembangunan kesehatan
·
Peran generasi muda
dalam pembangunan keseahatan
·
Kader kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Empowerment yang dalam bahasa Indonesia
berarti “pemberdayaan”, adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari
perkembangan dalam pikiran masyarakat
kebudayaan Barat, utamanya Eropa. Memahami konsep empowerment secara
tepat harus memahami latar belakang kontekstual yang melahirkannya. Konsep empowerment
mulai nampak sekitar dekade 70-an dan terus berkembang hingga 1990-an.
(Pranarka & Vidhyandika,1996).
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan
bahwa “proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses
pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian
kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih
berdaya. Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan
primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai
subjek sekaligus objek dari sistem kesehatan. dalam dimensi kesehatan,
pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa
campur tangan pihak luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan
aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam
kesehatan masyarakat.
Program
pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan masyarakat
miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan ketinggalan rakyat baik dari segi
pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor lain yang akan menjamin penguatan
daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat untuk memperolah dan memanfaatkan
input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan
penguatan lembaga dan organisasi masyarakat.
3.2 Saran
1.
Bagi
Mahasiswa
Mahasiswa
diharapkan agar dapat mengerti tentang pemberdayaan masyarakat dan
langkah-langkah peran serta masyarakat.
2.
Bagi Tenaga
Kesehatan
Diharapakan
mampu dan mengerti tentang pemberdayaan masyarakat dan langkah-langkah peran
serta masyarakat.