STANDARD
OPERATING PROSEDUR ( S O P )
STIKES
Nahdlatul
Ulama
Tuban
|
STANDARD
OPERATING PROSEDUR ( S O P )
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
|
||
PROTAB
|
No. Dokumen :
|
No. Revisi : -
|
Halaman :
|
Tanggal Terbit
:
|
Ditetapkan
Ketua
STIKES NU Tuban
(H.
Miftahul Munir, SKM. M.Kes)
NIP. 1971041219973031004
|
||
Pengertian
|
AKDR yaitu
suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan reversible yang
terbuat dari plastic atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus melalui
kanalis servikalis.
Jenis AKDR
sendiri ada 2 yaitu
1. AKDR Non-hormonal
2. AKDR yang mengandung
hormonal
|
||
Indikasi
|
1. Usia reproduktif
2. Pernah melahirkan dan
mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang dari 5 cm
3. Menginginkan menggunakan
kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan
menggunakan kontrasepsi
5. Setelah menyusui dan tidak
ingin menyusui bayinya
6. Setelah mengalami abortus
dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Resiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metode
hormonal
9. Tidak menyukai untuk
mengingat – ingat minum pil setiap hari
10. Tidak ada kontraindikasi
11. Tidak menghendaki
kehamilan setelah 1-5 hari senggama
|
||
Tujuan
|
Untuk mencegah
atau menjarangkan kehamilan dalam jangka waktu lama
|
||
Petugas
|
Petugas
kesehatan
|
||
Pengkajian
|
Kaji keadaan
umum pasien
|
||
Persiapan
klien
|
1. Pastikan pasien sudah
mengosongkan kandung kemih dan mencuci area genitalia dengan menggunakan
sabun dan air
2. Atur pasien dalam posisi
dorsal rekumben dengan nyaman
3. Beri tahu klien tentang
tindakan yang akan petugas lakukan
|
||
Persiapan alat
|
1. Handscoon
2. Kain penutup
3. Lengan AKDR Cu T 380 A
4. Speculum vagina
5. Tenakulum
6. Tampontang
7. Sonde uterus
8. Gunting benang
9. Larutan klorin
10. Senter
|
||
Prosedur
|
Konseling Awal
1. Sapa klien dengan ramah
dan perkenalkan diri anda, dan tanyakan tujuan kedatangannya
2. Berikan informasi umum
tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang
jenis kontrasepsi yang tersedia dan keutungan – keterbatasan dari
masing-masing jenis kontrasepsi ( termasuk perbedaan antara kontap dan metode
revesible ) :
Ø Tunjukan dimana dan
bagaimana alkon tersebut di gunakan.
Ø Jelaskan bagaimana cara
kerja alkon tersebut.
Ø Jelaskan kemungkinan efek
samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan di alami
Ø Jelaskan efek samping yang
umumnya sering di alami oleh klien
4. Jelaskan apa yang bisa di
peroleh oleh kunjungannya
Konseling
Metode Khusus
5. Berikan jaminan akan
kerahasiaan yang di perlukan klien
6. Kumpulkan data-data
pribadi klien ( nama, alamat, dan sbb )
7. Tanyakan tujuaan
reproduksi ( KB ) yang diinginkan ( apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
8. Tanyakan agama / kepercayaan
yang di anut klien , yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB
9. Diskusikan kebutuhan,
pertimbangan, dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik
10. Bantulah klien untuk
memilih metode yang tepat
11. Jelaskan
kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar
dimengerti oleh klien
Konseling
Pra-Pemasangan dan Seleksi Klien
12. Lakukan seleksi klien (
anamnesis ) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk
menggunakan AKDR
Riwayat Kesehatan Reproduksi :
·
Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
·
Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
·
Riwayat kehamilan Ektopik
·
Nyeri yang hebat saat haid
·
Anemia yang berat ( HB < 9 gr% atau hematokrit < 30 )
·
Riwayat infeksi system genetalia ( ISG ), penyakit menular seksual (
PMS ) atau infeksi panggul
·
Berganti-ganti pasangan ( resiko ISG tinggi )
·
Kanker serviks
13. Jelaskan bahwa perlu
dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan
dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
Pemeriksaan
Panggul
14. Pastikan klien sudah
mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan
sabun dan air
15. Cuci tangan dengan air
bersih mengalir dan sabun, kringkan dengan air bersih
16. Bantu klien untuk naik ke
meja pemeriksaan
17. Palpasi daerah perut dan
periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra
pubik
18. Kenakan kain penutup pada
klien untuk pemeriksaan panggul
19. Atur arah sumber cahaya
untuk melihat serviks
20. Pakai sarung tangan DTT
21. Atur penempatan peralatan
dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam wadah steril atau DTT
22. Lakukan inspeksi pada
genetalia eksterna
23. Palpasi kelenjar skene dan bartolini, amati
adanya nyeri atau duh ( discharge) vagina
24. Masukan speculum vagina
25. Lakukan pemeriksaan
inspekulo :
·
Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
·
Inspeksi serviks
26. Keluarkan spekulum dengan
hati-hati dan letakan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh
peralatan lain yang belum digunakan
27. Lakukan pemeriksaan
bimanual :
·
Pastikan gerakan serviks bebas
·
Tentukan besar dan posisi uterus
·
Pastikan tidak ada kehamilan
·
Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
28. Lakukan pemeriksaan
rektovaginal ( bila ada indikasi )
·
Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
·
Adanya tumor pada kavum douglasi
29. Celupkan dan bersihkan
sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% , kemudian buka secara terbalik dan
rendam dalam klorin
Tindakan Pra
Pemasangan
30. Jelaskan proses pemasangan
AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
31. Masukan lengan AKDR Cu T
380 A di dalam kemasan sterilnya :
·
Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
·
Masukan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak
steril
·
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
·
Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
·
Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong dengan tabung inserter
sampai pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
·
Setelah lengan melipat sampai tabung inserter, tarik tabung inserter
dari bawah lipatan lengan
·
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukan
lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut kedalam tabung inserter
Prosedur
Pemasangan AKDR
32. Pakai sarung tangan DTT
yang baru
33. Pasang spekulum vagina untuk
melihat serviks
34. Usap vagina dan serviks
dengan larutan antiseptik 2-3 kali
35. Jepit serviks dengan
tenakulum secara hati-hati (takik pertama )
36. Masukan sonde uterus
dengan tekhnik “tidak menyentuh“ (no touch technique) yaitu secara hati-hati
memasukan sonde kedalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir speculum
37. Tentukan posisi dan
kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
38. Ukur kedalaman kavum uteri
pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastic
penutup kemasan
39. Angkat tabung AKDR dari
kemasanya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan
sampai pendorong terdorong
40. Pegang tabung AKDR dengan
leher biru dengan posisi horizontal (sejajar lengan AKDR) sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukan tabung inserter kedalam uterus
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
41. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan
satu tangan
42. Lepaskan lengan AKDR
dengan menggunakan tekhnik withdrawal yaitu mearik keluar tabung inserter
sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
43. Keluarkan pendorong,
kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru
menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
44. Keluarkan sebagian dari
tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
45. Keluarkan seluruh tabung
inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
46. Lepaskan tenakulum dengan
hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5
47. Periksa serviks dan bila
ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama
30-60 detik
48. Keluarkan speculum dengan
hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
Tindakan
pascapemasangan
49. Rendam seluruh peralatan
yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk
dekontaminasi
50. Buang bahan-bahan yang
sudah tidak dipakai lagi ( kasa, sarung tangan sekali pakai ) ke tempat yang
sudah disediakan
51. Celupkan kedua tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, bersihkan cemaran
pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5
%
52. Cuci tangan dengan air dan
sabun
53. Pastikan klien tidak
mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
Konseling
pascapemasangan
54. Ajarkan klien bagaimana
cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan
55. Jelaskan pada klien apa
yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
56. Beritahu kapan klien harus
datang ke klinik untuk control
57. Ingatkan kembali masa
pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
58. Yakinkan klien bahwa ia
dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan
medic atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut
59. Minta klien untuk
mengalami kembali penjelasan yang telah diberikan
60. Lengkapi rekam medic dan
kartu AKDR untuk klien
|
||
Referensi
|
Maryani
Sri. Dkk 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta
Hartanto
Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi.
CV Mulyasari. Jakarta
Everet
Suzane. 2005. Buku Saku Kontrasepsi dan
Kesehatan Seksual. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Grasier
Ana. Dkk 2002. Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Buku
Kedokteran. Jakarta
|
0 Response to "ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM"
Post a Comment