STANDART
OPERATING PROSEDUR ( S O P )
ASFIKSIA
ASFIKSIA
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
|
STANDART
OPERATING PROSEDUR ( S O P )
ASFIKSIA
|
||
PROTAB
|
No. Dokumen :
|
No. Revisi : -
|
Halaman :
|
Tanggal Terbit :
|
Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban
(H. Miftahul Munir, SKM. M. Kes)
NIP. 1971041219973031004
|
||
Pengertian
|
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur.
|
||
Indikasi
|
Bayi
dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfeksia
pada saat dilahirkan masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan
ibu hamil. Kelainan tali pusat atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan
bayi selama atau sesudah persalinan.
|
||
Tujuan
|
Bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
|
||
Petugas
|
Bidan
|
||
Pengkajian
|
B .
|
||
Persiapan
Klien
|
Bayi dalam
posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
|
||
Persiapan alat
|
|
||
Prosedur
|
TAHAP 1 : LANGKAH AWAL
Langkah
awal diselesaikan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5
langkah awal dibwah ini cukup untuk merangsang bayi bernafas spontan dan
teratur. Langkah tersebut meliputi:
1.
Jaga bayi tetap hangat:
·
Letakkan bayi diatas kain yang ada
diatas perut ibu
·
Selimuti bayi dengan kain
tersebut, dada dan perut tetap terbuka, potong tali pusat
·
Pindahkan bayi keatas kain ditempat
resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering, dan hangat.
·
Jaga bayi tetap diselimuti dan
dibawah pemancar panas
2.
Atur posisi
·
Baringkan bayi terlentang diengan
kepala didekay penolong.
·Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu dengan menempatkan ganjal bahu sehingga kepala sedikit ekstensi.
3.
Hisap lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara
sebagai berikut:
·
Hisap lendir muali dari mulut
dulu, kemudian dari hidung.
·
Lakukan pengisapan saat alat
penghisap ditarik keluar, TIDAK pada waktu memasukkan .
·
Jangan lakukan penghisapan terlalu
dalam (jangan lebih dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3 cm
kedalam hidung), hal ini dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat
atau bayi tiba-tiba berhenti nafas.
Bila
dengan balon karet dilakukan sebagai berikut:
·
Tekan bola diluar mulut
·
Masukkan ujung penghisap dironnga
mulut dan lepaskan (lendir akan terhisap)
·
Untuk hidung, masukkan kelubang
hidung.
4.
Kering dan rangsang bayi
·
Keringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat
membantu BBL mulai bernafas.
·
Lakukan rangsangan taktil dengan
beberapa cara dibawah ini:
Ø
Menepuk atau menyentil telapak
kaki ATAU
Ø
Menggosok punggung atau perut atau
dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan.\
5.
Atur kembali posisi kepala bayi
dan selimuti bayi
·
Ganti kain yang telah basah dengan
kain kering dibawahnya
·
Selimuti bayi dengan kain kering
tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi.
·
Atur kembali posisi kepala bayi
sehingga kepal sedikit ekstensi.
Lakukan
penilaian bayi
ü
Lakuakan penilaian apakah bayi
bernafas normal, tidak bernafas atau megap-megap.
o
Bila bayi bernafas normal: lakukan
asuahan pasca resusitasi.
o
Bila bayi megap-megap atau tidak
bernafas: mulai lakukan ventilasi bayi
TAHAP
II : VENTILASI
Ventilasi adalah tahapan tindakan
resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara kedalam paru dengan tekanan
positif untuk membuka alveoli paru agar bayi dapat bernafas spontan dan
teratur.
Langkah-langkah :
1. Pemasangan
sungkup
Pasang
dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
2. Ventilasi
2 kali
-
Lakukan tiupan/ pemompaan
dengan tekanan 30 cm Air
Tiupan
awal tabung sungkup / pemompaan awal balon- sungkup sangat penting untuk
membuka alveoli paru agar bayi memulai bernafas dan menguji apakah jalan
nafas bayi terbuka.
-
Apakah dada bayi
mengembang
Saat melakukan
tiupan / pemompaan perhtaikan apakah dada bayi mengembang,
√ Bila tidak
mengembang
·
Periksa posisi
sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor.
·
Periksa posisi
kepala, pastikan posisi sudah menghidu
·
Periksa cairan /
lendir dimulut. Bila ada lendir / cairan lakukan penghisapan.
·
Lakukan tiupan 2 kali
dengan tekanan 30 cm air ( ulangan), Bila dada mengembang, lakukan tahap
berikutnya.
3. Ventilasi
20 kali dalam 30 detik
·
Lakukan tiupan dengan
tabung dan sungkup atau pemompa dengan balon dan sungkup sebanyak 20 kali
dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi mulai menangis dan
bernafas spontan
·
Pastikan dada
mengembang saat dilakukan tiupan atau pemompaan, setelah 30 detik lakukan
penilaian ulang nafas.
ü Jika
bayi mulai bernafas spontan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap.
Ø Lihat
dada apakah ada retraksi dinding bawah
Ø Hitung
frekuensi nafas per menit
Jika bernafas
> 40 per menit dan tidak ada retraksi berat :
§ Jangan
ventilasi lagi
§ Letakkan
bayi dengan kontak kulit ke kulit pada dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
§ Pantau
setiap 15 menit untuk pernafasan dan kehangantan
§ Katakan
pada ibu bahwa bayinya kemungkinan besar akan membaik
Jangan tinggalkan bayi sendiri
Ø Lanjutkan
asuhan pasca resusitasi
ü Jika
bayi megap – megap atau tidak bernafas, lanjutkan ventilasi
4. Ventilas,
setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian ulang nafas
·
Lakukan ventilasi 20
kali dalm 30 detik (dengan tekanan 20 cm air )
·
Hentikan ventilasi
setiap 30 detik, lakukan penilaian bayi apakah bernafas, tidak bernafas atau
megap – megap :
ü Jika
bayi sudah bernafas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan asuhan
pasca resusitasi
ü Jika
bayi megap –megap atau tidak bernafas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30
detik kemudian lakukan penilaian ulang nafas setiap 30 detik
5. Siapkan
rujukan jika bayi belum bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi
·
Jelaskan kepada ibu
apa yang terjadi, apa yang anda lakukan dan mengapa
·
Mintalah keluarga
untuk mempersiapkan rujukan
·
Teruskan ventilasi
selama mempersiapkan rujukan
·
Catat keadaan bayi
pada formulir rujukan dan rekam medik persalinan
6. Lanjutkan
ventilasi sambil memeriksa denyut jantung bayi
·
Bila dipastikan
denyut jantung bayi tidak terdengar dan populasi tali pusat tidak teraba,
lanjutkan ventilasi selama 10 menit
·
Hentikan resusitasi
jika denyut jantung teteap tidak terdengar dan populasi tali pusat tidak
teraba, jelaskan kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan
pencatatan
·
Bayi yang mengalami
asistol ( tidak ada denyut jantung ) selama 10 menit kemungkinan besar mengalami
kerusakan otak yang permanen
TAHAP
III : ASUHAN PASCARESUSITASI
Setelah tindakan
resusutasi, diperlukan pasca resusitasi yang merupakan perawatan intensif
selama 2 jam pertama. Penting sekali pada tahap ini dilakukan konseling,
asuhan BBL dan pemantauan secara intensif tetap pencatatan.
Asuhan
pascaresusitasi adalah Pelayanan kesehatan pascaresusitasi yang diberikna
baik kepada BBL ataupun ibu dan keluarga.Pelayanan kesehatan yang diberikan
berupa pemantauan, asuhan BBL dan konseling
Asuhan pascaresusitsai diberikan
setelah menerima tindakan resusitasi dan dilakukan pada keadaan :
·
Resusitasi Berhasil
:Bayi menangis dan bernafas normal sesudah langkah awal atau sesudah
ventilasi
·
Resusitasi Belum/
kurang berhasil : Bayi perlu rujukan yaitu sesudah resusitasi 2 menit belum
bernafas atau megap- megap atau pada pemnatauan didapatkan kondisinya
memburuk
·
Resusitasi tidak
berhasil : Sesudah resusitasi 10 menit dihitung dari bayi tidak bernafas dan
detak jantung 0.
|
||
Referensi
|
1.
DepkesRI(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.
Bakti Husada. JNPK-KR
2.
Hidayat Aziz A.2008.Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
3.
Wahab Samik A.1999.Ilmu Kesehatan
Anak Nelson.Edisi 15.Jakarta: EGC
|
1 Response to " ASFIKSIA"
Caesars Palace Hotel & Casino - Mapyro
Find 경상남도 출장샵 the best prices 서울특별 출장마사지 for 하남 출장샵 Caesars Palace Hotel & Casino in Marysville, Marysville and more nearby. 정읍 출장샵 전주 출장마사지 Rooms at Caesars Palace. 777 Palace Hotel Dr.
Post a Comment