STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban
|
STANDARD
OPERATING PROSEDUR (SOP)
ASUHAN
PERSALINAN NORMAL
|
PROTAB
|
No. Dokumen :
|
No. Revisi :-
|
|
Halaman :
|
Tanggal Terbit :
|
Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban
(H. Miftahul Munir,
SKM. M.Kes)
NIP. 1971041219973031004
|
Pengertian
|
Asuhan persalinan yang bersih dan
aman dari setiap tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir.
Teknis dan persiapan pengkajian
ada 4 yaitu :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
|
Indikasi
|
Saat terdapat tanda-tanda inpartu
yaitu his kuat dan teratur, keluar lendir bercampur darah, disertai ketuban
pecah, servik mendatar dan terjadi pembukaan servik.
|
Tujuan
|
Menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya
yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin
agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).
|
petugas
|
Bidan
|
pengkajian
|
Kaji keadaan umum klien
|
Persiapan
klien
|
- Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik.
- Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
sesuai keinginannya.
|
Persiapan
alat
|
A.
Bakinstrumenpartus
set
·
Klemkocher
2 buah
·
Guntingtalipusat
1 buah
·
Guntingepisiotomi
1 buah
·
Setengahkocher
1 buah
·
Kateternelaton
1 buah
·
Benangtalipusat
B.
Bahan dan
Obat
- Kassasteril 4 lembar
- Kapas DTT 3 buah
- Larutanklorin 0,5 % dalamWaskom
- Handscoon 2 pasang
- Obatuterotonika (OksitocyndanMetilergometrine)
- Disposable 3
cc 1 buah
C.
Perlengkapan
- Bengkok
- 2
Waslap
- 3 Waskom
- Duksegiempat/ kain alas bokong
- Handukbesar 1 buahdankecil 1 buah
- Celemek/ bajuplastik
- Pelindung (Tutupkepala, kacamata, masker
dansepatu boot)
- Pakaianibu (kain, pembalutdancelanadalam)
- Selimutbayi
-Tempatsampah3buah
(sampahmedis, sampah
non medis,
pakaiankotor)
- Safety box
|
Prosedur
|
I.
MENGENALI
GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar
dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
· Ibu
merasa ada dorongan kuat dan meneran
· Ibu
merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
· Perinium
tampak menonjol
· Vulva
dan sfingter ani membuka
|
|
II.
MENYIAPKAN
PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan
kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk
resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain
bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm diatas tubuh bayi.
· Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi
· Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai didalam partus set
|
3. Pakai
celemek plastik
|
|
4. Melepaskan
dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
|
|
5. Pakai
sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan
oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan
DTT dan steril) pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat sun tik
|
|
III.
MEMASTIKAN
PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7.
Membersihkan vulva
dan perinium, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
·
Jika introitus
vagina, perinium atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama
dari arah depan ke belakang
·
Buang kapas atau kasa
pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
·
Ganti sarung tangan
jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin
0,5%)
|
|
8. Lakukan
periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
·
Bila selaput ketuban
belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
|
|
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara pencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit.
Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
|
|
10. Periksa
denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
· Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
· Mendokumentasikan
hasil-hasi pemeriksaan danlam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhlainnya pada partograf.
|
|
IV.
MENYIAPKAN
IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
|
|
11. Beritahukan
bahwa pembukaan sedah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu
hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada.
b. Jelaskan
pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untk mendukung dan
memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
|
|
12. Minta
keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi
lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
|
|
13. Laksanakan
bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
·
Bimbing ibu agar
dapat meneran secara benar an efektif.
·
Dukung dan beri
semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai.
·
Bantu ibu mengambil
posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang
dalam waktu yang lama).
·
Anjurkan ibu untuk
beristirahat diantara kontraksi.
·
Anjurkan keluarga
memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
·
Berikan cukup asupan
cairan per-oral (minum).
·
Menilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai.
·
Segera rujuk jika
bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida)
atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
|
|
14. Anjurkan
ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60menit.
|
|
V.
PERSIAPAN
PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
|
|
15. Letakkan
handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
|
|
16. Letakkan
kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di
bawah bkong ibu.
|
|
17. Buka
tutup partus set dan perhatIkan kembali kelengkapan alat dan bahan.
|
|
18. Pakai
sarung tangn DTT pada tangan.
|
|
VI.
PERSIAPAN
PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
|
|
Lahirnya Kepala
|
|
19. Setelah
tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kapala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas
cepat dan dangkal.
|
|
20. Periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi. Dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
·
Jika tali pusat
melihat leher ecara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
·
Jika tali pusat
melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara
dua klem tersebut.
|
|
21. Tuggu
kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
|
|
Lahirnya
Bahu
|
|
22. Setelah
kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
|
|
Lahirnya
Badan dan Tungkai
|
|
23. Setelah
kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan
atas untuk menelusururi dan memegang lengan da siku sebelah atas.
|
|
24. Setelah
tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masudan pegang masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya).
|
|
VII.
PENANGANAN
BAYI BARU LAHIR
|
|
25. Lakukan
penilaian ( selintas ) :
|
|
Apakah bayi cukup bulan ?
|
|
Apakah air ketuban jernih, tidak
tercampur mekonium ?
|
|
Apakah bayi menangis kuat
dan/atau bernapas tanpa kesulitan ?
|
|
Apakah bayi bergerak dengan aktif
?
|
|
Bila salah satu jawaban adalah
tidak lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir ( melihat
penuntun berikutnya ) bila semua jawaban adalah “ya”, lanjut ke langkah 26
|
|
26. Keringkan
tubuh bayi
|
|
Keringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bangian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di
atas perut ibu.
|
|
27. Periksa
kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus ( hamil
tunggal )
|
|
28. Beritahu
ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
|
|
29. Dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM ( intra
muskular ) di 1/3 paha atas bagian distal lateral ( lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin ).
|
|
30. Setelah
2 menit pasca persalinan , jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
|
|
31. Pemotongan
dan pengikatan tali pusat
· Dengan
satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
· Ikat
tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi
lainnya.
· Lepaskan
klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
|
|
32. Letakkan
bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
|
|
33. Selimuti
ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
|
|
VIII.
PENATALAKSANAAN
AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
|
|
34. Pindahkan
klem pada talipusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
|
|
35. Letakkan
satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
|
|
36. Setelah
uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
·
Jika uterus tidak
segera kontraksi , minta ibu,suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu.
|
|
Mengeluarkan
plasenta
|
|
37. Lakukan
penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas , minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial).
·
Jika tali pusat
bertambah panjang , pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
·
Jika plasenta tidak
lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
a. Beri
dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan
kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
c. Minta
keluarga utuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi
penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika
plasenta tidak lahir selama 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
|
|
38. Saat
plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan
dan tempatkan pada wadah yang telah disediakan.
·
Jika selaput ketuban
robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
|
|
Rangsangan taktil (masase) uterus
|
|
39. Segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, maka lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di atas fundus dan lakukan masase dengan gerakan
meligkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
·
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
|
|
IX.
MENILAI
PERDARAHAN
|
|
40. Periksa
kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam plastik atau tempat khusus
|
|
41. Evaluasi
kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Lakukan penajhitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
|
|
Bila
ada robekan yang menimbulakan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
|
|
X.
MELAKUKAN
PROSEDUR PASCAPERSALINAN
|
|
42. Pastikan
uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
|
|
43. Biarakan
bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
·
Sebagian besar bayi
akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu
dari satu payudara.
·
Biarkan bayi berada
di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
|
|
44. Setelah
satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri salep antibiotika
mata pencegahan, dan vitamin k1 1m intramuskular dipaha kiri anterolateral.
|
|
45. Setelah
satu jam pemberian vit k1 berikan suntikan imunisasi hepatitis b di paha
kanan anterolateral.
Letakkan bayi
didalam jangkauan ibu, agar sewaktu waktu dapat disusukan.
Letakkan
kembali pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam
pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
|
|
EVALUASI
|
|
46. Lanjutkan
pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
·
2-3 kali dalam 15
menit pertama pascapersalinan
·
Setiap 15 menit pada
1 jam pertama pascapersalinan
·
Setiap 20-30 menit
pada jam kedua pascapersalinan
·
Jika uterus tidak
kontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana
atonia uteri
|
|
47. Ajarkan
ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
|
|
48. Evaluasi
dan estimasi jumlah kehilangan darah
|
|
49. Memeriksa
nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua persalinan
·
Memeriksa temperatur
tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
·
Melakukan tindakan
yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
|
|
50. Periksa
kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
·
Jika bayi sulit
bernapas, merintih atau retraksi, di resusitasi dan segera merujuk kerumah
sakit.
·
Jika bayi nafas
terlalu cepat segera dirujuk
·
Jika kaki teraba
dingin, pastika ruangan hangat. Kembalika bayi kulit ke kulit dengan ibunya
dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.
|
|
Kebersihan
dan keamanan
|
|
51. Tempatkan
semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
|
|
52. Buang
bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
|
|
53. Bersihkan
ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa caira ketuban, lendir dan
darah. Bantu ia memakai pakaian yang bersih dan kering
|
|
54. Pastikan
ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberikan
ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
|
|
55. Dekontaminasi
tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
|
|
56. Celupkan
sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam ke
luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
|
|
57. Cuci
kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
|
|
Dokumentasi
|
|
58. Lengkapi
partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala
IV.
|
Referensi
|
1. Alimul,
Aziz. 2008. Dokumentasi Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
2. Depkes
RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta : JNPK-KR
3. Simkin,
Penny. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan
dan Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcam
4. Leveno,
Keneth J. 2009. Obstetri Williams.
Jakarta: EGC
|
0 Response to "ASUHAN PERSALINAN NORMAL"
Post a Comment